Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
DestinAsian Indonesia

7 Gedung Konser Impresif

Selain museum, gedung konser juga kian berlomba-lomba menampilkan desain memikat dengan fasilitas nomor satu, agar pencinta musik dapat menikmati pertunjukan dengan maksimal. Kami kumpulkan tujuh gedung konser di dunia yang wajib Anda kunjungi setidaknya sekali seumur hidup.

Desain Esplanade yang menjadi ikon Singapura yang sangat populer.

Esplanade – Theatre on the Bay, Singapura
Berjarak paling dekat dari Indonesia, gedung konser ini menyelenggarakan setidaknya 3.000 konser per tahun. Beberapa musisi ternama asal Indonesia pun pernah menggelar konser di sini, antara lain Rossa, Teza Sumendra, Payung Teduh, dan Barasuara. Berbentuk mirip durian, The Esplanade seluas 60.000 meter persegi tersebut dirancang oleh firma lokal terkemuka, DP Architects. Menaungi beberapa ruang pertunjukkan, mulai dari Concert Hall, Teater, hingga ruang pameran seni. Gedung ini juga dilengkapi fasilitas pendukung seperti perpustakaan, kafe, restoran dan toko suvenir. Menjadi salah satu landmark Singapura, The Esplanade yang bakal berulang tahun ke-16 tahun ini akan membangun panggung outdoor dengan 550 kursi yang bersemayam di dekat danau buatan. esplanade.com

Tokyo Opera City Hall menjadi salah satu gedung konser yang paling cocok menggelar konser akustik.

Tokyo Opera City Concert Hall, Jepang
Rumah bagi pecinta musik akustik ini selalu memanjakan para penontonnya dengan kualitas suara terbaik. Desain interiornya pun tak main-main. Gedung yang awalnya didesain menyerupai kotak sepatu ini kemudian dirombak menjadi piramida demi menjaga kualitas suara yang ideal. Hampir seluruh interior gedung ini dilapisi dengan kayu untuk menciptakan kesan hangat dan magis. Memulai debutnya sejak 1997, Tokyo Opera City Concert Hall ini telah menampilkan pertunjukan memikat, mulai dari Saito Kinen Festival Orchestra hingga Asian Youth Orchestra Japan Concert. operacity.jp

Interior futuristik Guangzhou Opera House. (Foto: Virgile Simon Bertrand)

Guangzhou Opera House
Seperti karya Zaha Hadid lainnya, mulai dari Pusat Heydar Aliyev di Baku, London Aquatics Centre hingga Plaza Desain Dongdaemun di Seoul, Guangzhou Opera House juga mengadopsi ciri khas arsitek kelahiran Irak tersebut: landmark futuristik minim sudut. Menelan biaya lebih dari Rp2,7 triliun, bangunan ikonis seluas 70.000 meter persegi ini bersemayam di dekat pusat bisnis dengan gedung-gedung pencakar langit yang bertebaran di sana-sini. Mirip kabin pesawat luar angkasa, hampir separuh eksterior gedung dilapisi kaca berdesain modern. Berkapasitas 1.804 kursi, Guangzhou Opera House yang diresmikan pada 2010 silam ini juga memiliki perpustakaan dan museum. gzdjy.org

The Arts Centre dengan menara menjulangnya. (Foto: Peter Bennetts)

The Arts Centre, Melbourne
Menjadi rumah bagi The Australian Ballet, Melbourne Symphony Orchestra, Melbourne Theatre Company, dan Opera Australia, bangunan yang sekilas mirip Menara Eiffel ini rutin menggelar setidaknya 4.000 pentas per tahun. Dirancang oleh arsitek lokal, Roy Grounds dan dibuka pada 1984, lambat laun gedung konser tersebut mulai dikenal sebagai salah satu landmark kota Melbourne dan menjadi simbol dari komunitas seni di Australia. Terdiri dari beberapa venue, mulai dari Hamer Hall, State Theatre, Playhouse, Fairfax Studio hingga galeri. artscentremelbourne.com.au

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5