Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

6 Kuliner Wajib Coba di Yogyakarta

Teks dan foto oleh Yohanes Sandy

Executive Chef Hotel Royal Ambarrukmo, Ahmad Supardi, merekomendasikan enam menu yang wajib dijajal di Yogyakarta. Pria kelahiran Malang ini sudah malang-melintang di dunia kuliner sejak 1998. Alumni Universitas Negeri Malang ini pernah bekerja di Shangri-La Surabaya dan Holiday Inn Bandung, sebelum akhirnya bergabung dengan Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Misinya adalah menguasai hidangan autentik Indonesia dan menghadirkannya di restoran yang dipimpinnya. Berikut rekomendasinya:

1—Warung Makan Lelung Jodog
Lelung punya karakter berbeda dibandingkan gulai kambing umumnya. Bahan utamanya bukan daging, melainkan tulang. “Dagingnya empuk dan kuahnya tidak terlalu kental,” tutur Pardi. Lelung Jodog beroperasi dari pukul 10 hingga 20, tapi lazimnya tulang berkualitas prima ludes pada pukul 14. Jl. Srandakan Km. 1, Desa Jodog Legi, Bantul; 0274/781-2930.

2—Nasi Pecel Pincuk Gumilang
Bentuknya kios bongkar pasang yang menumpang di emperan toko. Meski kurang nyaman, tempat ini punya banyak fan. Suguhan utamanya nasi pecel khas Blitar, salah satu menu sarapan terlaris di Yogya. “Bumbu pecelnya pas. Tidak seperti saus kacang gado-gado atau saus lotek,” jelas Pardi. Nasi pecel disajikan sejak pukul 6:30 dan biasanya ludes dalam dua jam. Jl. Laksda Adi Sucipto Km. 6 No. 52.

3—Sate Klatak Pak Pong
Layaknya kebab kambing Timur Tengah, sate di sini disajikan dengan tusuk besi. Per porsi terdiri dari dua sate yang disajikan di piring berisi kuah gulai. “Tanpa bumbu kecap ataupun kacang. Meski polos, rasanya tak hambar, karena daging sudah dibumbui sebelum dibakar.” Jl. Imogiri Timur Km. 10, Bantul; 0274/327-7822.

4—Warung Brongkos Handayani
Brongkos mirip gudeg, tapi bahan dasarnya kacang lotho dan tahu, ditambah kuah santan bercitarasa sedikit pedas. Di warung yang lebih populer dengan nama Brongkos Alkid ini, per porsi brongkos dibanderol Rp9.000 dengan lauk telur. Khusus brongkos koyor (daging), harganya Rp17.000, lengkap dengan nasi dan kerupuk. Jl. Gading No. 2 (Selatan Alun-Alun Kidul).

5—Bakmi Jawa Mbah Mo
Berdiri sejak 1985, kedai ini bagaikan legenda hidup di Yogya. “Bakmi gorengnya kering dan kaya bumbu,” ungkap Pardi. Bakmi Jawa Mbah Mo juga menyediakan bakmi rebus. Bagi yang menginginkan topping spesial bisa menambahkan brutu atau hati ayam. “Datang pukul lima sore kalau mau menghindari antrean. Semakin malam, antreannya semakin panjang.” Desa Code, Bantul; 0274/418-676.

6—Ayam Goreng Jawa Mbah Cemplung
“Tidak seperti ayam goreng lainnya, ayam di sini hanya digoreng sebentar, oleh karena itu teksturnya masih basah,” ujar Pardi. Bumbu ayam gorengnya meresap. Ayam disajikan dengan nasi putih hangat, lalapan, dan sambal. Desa Sembungan RT 05, Kasongan, Bangunjiwo, Bantul; 0857-4305-6292, 0856-288-3445.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Jul/Ags 2014 (“Yogyakarta”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5