Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

5 Destinasi Liburan Favorit Marissa Nasution

Oleh Suhartina Sindukusumo

Liburan umumnya dirancang sebagai rehat dari pekerjaan. Namun Marissa Nasution justru mendapatkan pekerjaan ketika sedang berlibur. Sebuah pekerjaan yang kemudian mengubah garis hidupnya.

Pada 2006, saat usianya 20 tahun, gadis yang tumbuh di Jerman ini mengisi liburannya di Indonesia. Agenda yang dijadwalkan berlangsung hanya tiga bulan “terpaksa” diperpanjang setelah Marissa menerima tawaran sebagai VJ MTV. Di zaman itu, MTV adalah saluran yang dikultuskan di kalangan remaja dan menjadi host-nya bagaikan lompatan karir. Tak ada yang sanggup menolak godaan itu.

Di kurun yang sama, Marissa juga mulai mewarnai lantai peragaan busana di Asia Tenggara dan Hong Kong. Memiliki paras campuran Jerman-Batak, ditambah kaki jenjang dan tubuh semampai, dara kelahiran 1986 ini tak kesulitan mendapatkan tempat sebagai model. “Kesempatan tidak bisa dicari. Jadi ketika akhirnya datang, siapa kita berhak untuk bilang tidak?” kenangnya.

Dari liburan yang berbuah menjadi pekerjaan itu, Marissa pun memutuskan menetap di Indonesia. Awalnya berprofesi VJ dan model, dia kemudian merambah bidang-bidang baru. Marissa bermain film, berbisnis, dan menjadi host program televisi. Dia pernah membintangi sejumlah film dan sinetron, serta kini sedang merampungkan produksi dua film layar lebar. Di bidang bisnis, Marissa sekarang mengelola usaha sepatu merek Dollhouse dan baru saja melansir butik The Showroom.

Belakangan, namanya lebih dikenal sebagai presenter Insert, sebuah acara infotainment yang tayang saban siang. “Insert sudah seperti rumah saya. Menjadi pembawa acara, di mana pun, adalah makanan pokok untuk saya. Bisa saya konsumsi setiap hari dan membuat jiwa saya penuh,” tuturnya.

Tinggal di Indonesia membuatnya lebih akrab dengan tanah kelahiran ibunya. Status selebriti dan presenter membawanya ke banyak pelosok yang asing. Satu pengalaman yang masih diingatnya adalah saat harus menjadi MC untuk sebuah perusahaan di daerah Tanjung Priok. Marissa tak pernah membayangkan akan berkunjung ke tempat itu dan berkenalan dengan warganya. “Ayah saya selalu bilang, ‘lihat apa yang ada di balik cakrawala,’ dan ketika saya benar-benar memahami kalimat tersebut, mata saya seakan terbuka dan mulai melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda,” ujarnya.

Di tengah kesibukannya, Marissa masih berlibur. Wanita yang belum lama mengakhiri masa lajangnya ini memandang liburan sebagai kesempatan untuk melihat dunia sekaligus menikmati buah karirnya. Pada usia 17 tahun, dia bahkan pernah nekat backpacking mengelilingi Spanyol. “Suatu hari saya akan sampai di Antartika dan akan terus menjelajahi dunia. Hal ini membuat kerja keras terasa bernilai,” katanya lagi. Berikut lima destinasi liburan yang meninggalkan kesan paling mendalam baginya. >>

Barcelona
Menurut Marissa, Barcelona punya atmosfer yang berbeda dari negara-negara di kawasan Mediterania lainnya. “Di kota ini, kita bisa berjalan kaki pada pukul 10 malam dan menemukan pasangan yang sudah berumur lanjut sedang berjalan sambil berpelukan. Berbagai jenis karakter manusia berjalan kaki di malam hari di atas jalanan berlapis cobblestone,” jelasnya.

Dibandingkan kota Spanyol lainnya, Barcelona memiliki karakter yang distingtif. Kota ini dihuni oleh komunitas Catalonia yang memiliki aksen dan gaya berbicara tersendiri. Daya tarik lainnya adalah gedung-gedung bersejarah berdesain atraktif karya arsitek tersohor semacam Antoni Gaudi dan Lluís Domènech i Montaner. Salah satu struktur yang memukau Marissa adalah Park Guell, kompleks yang dirancang oleh Gaudi dan telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 1984. “Barcelona berhasil mengisi sisi seni yang ada dalam diri saya.”

Lombok
Surga pantai ini kerap dijadikan “destinasi selingan” bagi wisatawan di Bali. Tapi dalam beberapa tahun terakhir Lombok mulai bersinar sebagai tujuan liburan yang mandiri. Bandara internasional ditanam di jantungnya dan merek-merek hotel premium terus berdatangan. Seiring dengan itu, pantai-pantai yang tadinya tersembunyi mulai tertangkap radar, salah satunya Selong Belanak. “Jika datang di hari yang tepat dan keberuntungan berpihak, kita bisa menjadi satu-satunya orang di sana,” ungkap Marissa. Pantai yang dilapisi pasir putih halus ini berlokasi di pesisir selatan Lombok. Ombak di sisi kanan pantai lebih tinggi dan menjadi lahan bermain para peselancar. “Pantainya sangat luas sampai-sampai kita lupa ada orang lain di sekitar,” tambah Marissa.

Pantai favorit Marissa lainnya di Lombok adalah Tanjung Aan, tempat yang ideal untuk “menghabiskan waktu berjam-jam, hanya berbaring dan membaca buku ditemani suara laut.” Dengan mendaki perbukitan di sekelilingnya, kita bisa menikmati panorama magis lanskap selatan Lombok. Barangkali terbius oleh keindahan itu, Marissa dan suaminya mengerek sebuah resor di pesisir selatan pulau. Rencananya, properti ini mulai beroperasi pada akhir 2015.

Six Senses Con Dao, resor yang pernah ditinggali oleh Angelina Jolie. (Foto: Muhammad Fadli)

Con Dao
“Saya dan suami saya akan kembali lagi ke sini!” seru Marissa ketika mengenang tripnya di Con Dao, kepulauan di tenggara Vietnam. Niatnya sekadar melakukan sesi foto, Marissa justru berhasil menemukan keindahan yang membuatnya ingin kembali. Di Vietnam, Con Dao adalah destinasi island holiday yang lebih sepi dibandingkan Ha Long Bay atau Phu Quoc. Dari total 16 pulau di sini, hanya satu yang berpenghuni. Hampir semua pulau juga sudah ditetapkan sebagai taman nasional. Marissa menginap di Six Senses Con Dao, resor yang sempat melambung namanya usai ditinggali Angelina Jolie. Tapi bukan kehadiran selebriti Hollywood yang membuatnya terpukau. Six Senses menerapkan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam banyak aspek desain dan operasional. Salah satu contohnya: bahan makanan restoran ditanam di kebun sendiri dan dikelola oleh warga lokal. Dengan begitu, bahan bakar untuk distribusi bisa ditekan dan lingkungan sosial mendapatkan manfaat langsung dari kehadiran turis. >>

Paris
“Pergi ke Paris ibarat naik haji untuk saya,” ujar Marissa yang memiliki antusiasme tinggi terhadap fesyen dan percaya Paris adalah kuil suci yang mampu menyuntikkan energi segar bagi jiwanya. Tapi Paris bukan cuma soal busana dan handbag. Di antara butik-butik premium, kita bisa menemukan restoran dan bistro yang menyuguhkan cita rasa khas Paris dalam aneka wujud, mulai dari baguette, escargot, soufflé, hingga wine dan kopi. Meneguk segelas wine dan memandangi warga lokal yang berlalu sambil menggenggam roti, jelas Marissa, adalah pengalaman yang membuatnya ingin terus kembali ke Paris.

Cannes
Cannes menghiasi memori indah masa kecil Marissa. Kota yang terkenal akan festival filmnya ini menjadi tempatnya menghabiskan musim panas bersama keluarga. Aktivitas favorit mereka di sini adalah menyusuri trotoar dan pesisir. “Cannes menawarkan semua yang kita harapkan dari French Riviera,” kenang Marissa. “Betapa mudahnya kehidupan di sini. Ukurannya mini, tapi menyuguhkan banyak atraksi yang mengejutkan.”

Kota di tenggara Prancis yang mengoleksi banyak resor bintang lima ini tak cuma digemari para turis, tapi juga kalangan bangsawan dan tokoh politik dunia. Kaum borjuis ini umumnya menetap di kawasan eksklusif yang tertutup bagi umum. Cannes juga memiliki dermaga-dermaga cantik yang menyuguhkan prosesi matahari terbit dan terbenam secara cuma-cuma. Di dermaganya berlabuh perahu-perahu wisata yang bisa disewa untuk mengitari pulau-pulau kecil di sekitar kota.

Dipublikasikan perdana di majalah DestinAsian Indonesia edisi Maret/April 2015 (“Buka Cakrawala”)

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5