Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

18 Destinasi Pantai dan Pulau di Indonesia

Lokasi Selancar

Direkomendasikan oleh Rizal Tanjung

Legenda hidup di dunia selancar, Rizal mengawali catatan prestasinya dengan menjuarai World Grommet Contest di kelompok usia 16 tahun. Pria yang lama menetap di Bali ini telah mengikuti beragam kompetisi di lima benua. Selain mengendarai ombak, Rizal kini mengisi hari-harinya dengan mengelola label Electrohell miliknya sekaligus menjadi duta Hurley Indonesia. (Wawancara oleh Suhartina Sindukusumo)

Seorang pelancar di Mentawai.
Seorang pelancar di Mentawai.

Mentawai
“Disneyland bagi para peselancar,” ungkap Rizal tentang Mentawai. Gugusan di barat Sumatera ini menawarkan ombak untuk atlet kelas pemula hingga profesional. “Ombaknya pun lihai memberikan tanda-tanda bagi kita untuk menentukan spot yang ingin dicoba,” tambah Rizal.

Mentawai menawarkan banyak resor. Tapi, dari pengalaman belasan kali ke sini, Rizal lebih menyarankan tur menaiki kapal. Biasanya dia menghabiskan 12 hingga 13 hari berkelana mencicipi pantai-pantai terbaik di Mentawai. “Ada berbagai level kapal, dari yang bertarif 30 juta per orang untuk 12 hari dengan standar servis tinggi, hingga perahu nelayan yang memberikan kita kesempatan merasakan kehidupan warga lokal.”

Para peselancar di sebuah sungai di Desa Limasan. (Foto oleh Rizal Tanjung).
Para peselancar di sebuah sungai di Desa Limasan. (Foto oleh Rizal Tanjung).

Watu Karung
Ombaknya bukan untuk pemula, tapi pesonanya bisa dinikmati oleh siapa saja. “Ombaknya sangat besar dan alam sekitarnya sangat cantik,” ujar Rizal. “Tempat ini membuat saya membayangkan nikmatnya menghabiskan hari-hari tua dengan berselancar.”

Nama Watu Karung mungkin masih asing di telinga, namun pantai di Pacitan ini sebenarnya lazim menghiasi daftar tempat buruan kaum pembawa papan.

Lokasinya di tubir selatan Jawa Timur. Waktu tempuhnya sekitar tiga jam dari Yogyakarta. Menurut Rizal, Watu Karung menawarkan arti sesungguhnya dari aktivitas berselancar, yakni cabang olahraga yang tidak hanya menyegarkan raga, tapi juga menenangkan jiwa lewat sesi bersantai di pantai, interaksi dengan sesama peselancar, serta menyantap hidangan laut lokal. “Watu Karung sebenarnya desa nelayan,” sambung Rizal, “tapi siapa sangka desa sepi dan sederhana ini memiliki ombak yang terasa seperti surga bagi kaum peselancar.”

Sekarang, bagi Rizal, Watu Karung bukan sekadar lokasi selancar favoritnya, tapi juga rumah keduanya. Dia telah membeli tanah di sini, menyulapnya jadi permukiman berisi tujuh rumah, kemudian menamainya Desa Limasan (desalimasan.com). Di surfer village inilah Rizal beberapa kali mengundang teman-teman sejawatnya untuk menginap, termasuk atlet sekaliber Kelly Slater dan Bruce Irons.

Padang Padang
“Ombaknya mirip dengan surf break Pipeline di Oahu,” ujar Rizal tentang Padang Padang di Bali. “Ketika ombak bergelut, kita seakan masuk ke lubang. Ombak seperti ini kita sebut barreling wave, dan di dunia jarang menemukan yang sebagus di Padang Padang dan Pipeline.”

Perjalanan menuju Padang Padang menawarkan pengalaman berkesan. “Untuk menuju pantai, kita harus melewati gua-gua yang agak sempit hingga akhirnya sampai di atas pasir putih, dan ketika menyusuri gua-gua tersebut kita seakan diyakinkan bahwa kita akan sampai di destinasi yang indah,” jelasnya.

Padang Padang kini relatif ramai. Tapi, bagi Rizal, pria yang selektif dalam memilih lokasi berselancar, Padang Padang masih bertengger di jajaran atas daftar spot idamannya. “Di pantai ini saya sering mendampingi Varun, anak saya yang aktif mengikuti kompetisi selancar junior. Bagi pemula maupun profesional, Padang Padang dapat diandalkan untuk memberi tantangan dan menguji kemampuan. >>

Show CommentsClose Comments

Leave a comment

0.0/5